Pada hari Selasa tanggal 14 Januari 2020 bertempat di Ruang Simpedes BRI Kanwil Jakarta 1 diadakan pengajian rutin MT Raudhatul Jannah. Kajian kali ini mengambil topik kajian tentang “Muhasabah” yang disampaikan oleh Ustadz Abu Marlo.

Kata dasar dari muhasabah adalah hisab yang berarti perhitungan. Secara etimologi makna dari muhasabah adalah adalah melakukan evaluasi diri (introspeksi) menyangkut ibadah dengan Allah SWT maupun hubungan dengan makhluk lain. Ketika melakukan muhasabah, hal yang harus dipahami adalah apa tujuan kita hidup di dunia ini. Setelah menjadi makhluk yang terpilih untuk lahir di dunia, maka selama hidup di dunia yang bersifat sementara (temporer) pada waktunya akan mengalami kematian dan berada pada fase kehidupan yang bersifat kekal. Semua amal perbuatan selama hidup di dunia akan dibalas pada hari akhirat (QS 29; 57 dan QS 3; 185).

Muhasabah dilakukan untuk menilai diri sendiri terhadap fungsi dan peran sebagai makhluk terpilih yang memiliki tugas untuk bertakwa kepada Allah SWT. Parameter dalam melakukan muhasabah adalah Al Qur’an yang merupakan pedoman bagi kita. Al Qur’an seharusnya menjadi dasar dari semua yang kita lakukan. Tidak cukup Al Qur’an hanya dibaca dan mengetahui artinya saja tetapi juga harus dipahami dan dengan kesadaran dijadikan sebagai pedoman hidup kita.

Tugas manusia di dunia adalah bertakwa terhadap Allah SWT. Oleh karenanya di hadapan Allah yang memiliki nilai tertinggi adalah manusia yang paling bertakwa. QS 3; 133-135 menyebutkan orang yang bertakwa adalah yang:

  1. Bersedekah dalam keadaan lapang maupun sempit;
  2. Pandai menahan amarahnya;
  3. Memaafkan kesalahan orang lain;
  4. Memohon ampun atas dosa-dosanya.